Bencana Kemanusiaan Terjadi di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir

Bencana Kemanusiaan Terjadi di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir

28 Apr 2025 - Berita

Sejak Israel khianati gencatan senjata bulan lalu, sekitar 500.000 warga Palestina — hampir seperempat populasi Gaza — telah mengungsi secara paksa, menurut UNRWA.

Mereka yang mengungsi kini hanya tinggal di kurang dari sepertiga wilayah Gaza, yang sebagian besarnya digambarkan oleh PBB sebagai “terfragmentasi, tidak aman, dan hampir tidak layak huni.”

Meskipun telah menetapkan wilayah seperti al-Mawasi di Khan Younis sebagai “zona aman,” pasukan Israel terus menargetkan lokasi-lokasi tersebut.

Pada hari Jumat, serangan udara menewaskan Ibrahim Abu Tema, istrinya yang sedang hamil Hanadi, dan keempat anak mereka — semuanya warga sipil yang mencari perlindungan.

Para kerabat menggambarkan Ibrahim sebagai pria baik hati, sahabat bagi semua orang yang ditemuinya. Kematiannya, bersama dengan kematian keluarganya, menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran tentang sifat kekerasan yang tidak pandang bulu terhadap warga sipil.

Para saksi mata terus mempertanyakan keabsahan “zona aman” yang dideklarasikan oleh pasukan Israel, terutama mengingat berulang kali terjadi pemboman di wilayah tersebut.

Kerugian manusia akibat konflik ini tidak hanya disebabkan oleh serangan udara. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 78 warga Palestina tewas hanya dalam kurun waktu dua hari minggu lalu.

Di antara banyak kisah tragis adalah kisah Jamal al-Taweel, seorang ayah terlantar yang kehilangan putranya yang berusia tiga tahun dalam kebakaran tenda yang disebabkan oleh serangan udara.

“Bayangkan melihat anakmu terbakar hidup-hidup dan tidak berdaya menyelamatkannya,” kata Jamal, diliputi kesedihan.

Pada saat yang sama, situasi kemanusiaan di Gaza mencapai tingkat yang sangat buruk.

PBB memperingatkan akan adanya kekurangan pangan, obat-obatan, dan sanitasi yang serius.

Menurut Dr. Ahmed al-Farra, anak-anak Palestina kini menghadapi kekurangan gizi tahap lima — tahap paling parah yang diakui oleh WHO.

Wanita hamil dan bayi sangat rentan karena hilangnya akses terhadap gizi dasar dan layanan kesehatan.

Meskipun ada peringatan ini, bantuan ke Gaza telah diblokir hampir seluruhnya selama 53 hari berturut-turut.

Sumber militer Israel telah mengakui bahwa krisis kemanusiaan besar akan segera terjadi, namun belum ada langkah konkret yang diambil untuk meredakan blokade.

Masyarakat internasional menghadapi pilihan yang jelas: bertindak tegas untuk mencegah kekejaman lebih lanjut, atau dikenang karena hanya berdiam diri saat bencana kemanusiaan terjadi di depan mata kita.


Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!