Dini hari Jumat pagi (2/5), pasukan Israel melancarkan serangan udara mematikan terhadap sebuah rumah tinggal di kamp pengungsi Al-Bureij di Gaza tengah, menewaskan tujuh anggota keluarga Palestina, termasuk wanita dan orang tua.

Serangan itu menargetkan rumah keluarga Abu Zeina di dekat Martyrs' Roundabout di kamp yang padat penduduk. Di antara korban adalah Khalil Abu Zeina (Abu Hussam), istrinya Na'ma Abu Zeina, Ahmad Abu Zeina, Islam Dahbash (istri Hussam Abu Zeina), dan Hajja Huda Fayid (Umm Fayez).

Serangan brutal tersebut, yang merupakan bagian dari kampanye militer baru Israel di Gaza, menjadikan jumlah warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak fajar hari ini menjadi sepuluh.

Pembantaian terbaru ini adalah bagian dari apa yang kelompok hak asasi manusia dan jurnalis lokal sebut sebagai genosida tanpa henti terhadap 2,3 juta penduduk Gaza.

Selama 46 hari berturut-turut sejak dimulainya kembali pemboman Israel, penduduk menghadapi pemboman membabi buta, pengungsian massal, dan kelaparan yang meluas, semuanya di tengah kondisi kehidupan yang mengerikan bagi keluarga-keluarga pengungsi di seluruh Jalur Gaza.

Serangan Israel telah menghancurkan seluruh lingkungan, menghancurkan keluarga, dan menghancurkan infrastruktur penting. Pembantaian di Al-Bureij adalah pengingat suram bahwa tidak ada rumah, keluarga, dan tempat di Gaza yang aman.