Dalam 24 jam terakhir, serangan udara dan artileri Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 112 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan tersebut mencakup pemboman terhadap tiga sekolah yang digunakan sebagai tempat perlindungan pengungsi di Kota Gaza, menewaskan 33 orang. Selain itu, 37 orang tewas dalam serangan di lingkungan Shejaiya, dan serangan lainnya di daerah Yarmouk serta Deir al-Balah menyebabkan korban jiwa tambahan, termasuk tiga petugas polisi dan seorang anak kecil. 

Serangan ini terjadi setelah Israel mengakhiri gencatan senjata pada 18 Maret 2025 dan melanjutkan operasi militer intensif di Gaza. Sejak saat itu, lebih dari 1.300 warga Palestina telah tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. 

Organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional mengecam keras serangan terhadap fasilitas sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit. Mereka menuntut penyelidikan independen atas kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh militer Israel.

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal dan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Masyarakat internasional didesak untuk mengambil tindakan segera guna menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kepada warga sipil yang terdampak.