Haaretz: Israel Telah Membunuh Hampir 100.000 Warga Palestina di Gaza

Haaretz: Israel Telah Membunuh Hampir 100.000 Warga Palestina di Gaza

02 Jul 2025 - Berita

Harian Israel Haaretz melaporkan bahwa hampir 100.000 warga Palestina diperkirakan telah gugur di Gaza sejak Israel memulai serangan militernya pada 7 Oktober 2023. Angka ini menjadikan konflik di Gaza sebagai perang paling mematikan di abad ke-21 sejauh ini.

Perkiraan tersebut mencakup korban langsung akibat serangan udara dan darat, serta puluhan ribu kematian tidak langsung akibat runtuhnya sistem kesehatan, kelaparan, penyebaran penyakit, dan minimnya akses layanan dasar akibat blokade Israel.

Menurut laporan tersebut, Kementerian Kesehatan Palestina secara resmi mencatat lebih dari 56.000 korban tewas, namun jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Mengutip tim peneliti internasional, Haaretz menyatakan bahwa banyak korban di wilayah yang hancur total belum teridentifikasi atau tercatat, membuat angka kematian bisa mencapai dua kali lipat dari data resmi.

Surat kabar itu menggambarkan situasi di Gaza sebagai "bencana kemanusiaan yang melampaui semua perang lain di abad ini", dan menyerukan peninjauan ulang metode penghitungan korban sipil dalam konteks pengepungan berkepanjangan dan perang kota.

Haaretz juga menyoroti dampak kelaparan, luka yang tidak tertangani, serta penyakit mematikan yang terus merenggut nyawa bahkan setelah serangan mereda. Dalam pernyataan yang paling tajam, perang di Gaza disebut sebagai "salah satu contoh genosida paling mematikan di era modern", mengacu pada kehancuran sistematis infrastruktur sipil dan dampak sosial jangka panjang terhadap penduduk Palestina.

Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional seperti PBB dan WHO telah berulang kali memperingatkan akan risiko kehancuran total sistem kemanusiaan di Gaza. Namun, blokade Israel terus menghambat pengiriman bantuan vital, memicu tuduhan global bahwa kelaparan dan pengungsian massal sengaja digunakan sebagai alat perang.

Dengan perang memasuki bulan kesembilan dan belum ada tanda akan berakhir, seruan internasional untuk akuntabilitas kian menguat. Para pegiat hak asasi manusia menuntut pertanggungjawaban atas besarnya korban sipil dan dugaan penargetan terhadap prasyarat hidup warga sipil sebagai bagian dari strategi militer.

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!