Israel Bom Gereja Katolik di Gaza, Tiga Meninggal Dunia

Israel Bom Gereja Katolik di Gaza, Tiga Meninggal Dunia

18 Jul 2025 - Berita

Tiga orang meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka, termasuk seorang pendeta, dalam serangan pasukan penjajah Israel terhadap satu-satunya Gereja Katolik yang masih aktif di Jalur Gaza. Gereja tersebut saat itu menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga sipil, baik Muslim maupun Kristen, yang mengungsi akibat konflik yang terus berlangsung.

Patriarkat Latin Yerusalem dalam pernyataan resminya mengungkapkan bahwa serangan menghantam sebuah tenda milik organisasi kemanusiaan Katolik, Caritas, yang berada di dalam kompleks Gereja Keluarga Kudus. Ketiga korban meninggal diketahui sedang menerima dukungan psikologis saat serangan terjadi.

Pastor Gabriel Romanelli, seorang imam asal Argentina yang dikenal dekat dengan Paus Fransiskus, mengalami luka di kaki dan telah dibawa ke Rumah Sakit Al-Quds. Kondisinya dilaporkan stabil.

Serangan tersebut memicu kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk Vatikan yang menyatakan “rasa sakit dan kesedihan mendalam,” serta menyerukan gencatan senjata segera. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyebut serangan itu “tidak dapat dibenarkan” dan mendesak dilakukan penyelidikan internasional.

Gereja yang menjadi target diketahui menampung lebih dari 600 pengungsi, termasuk anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Saksi mata melaporkan kerusakan parah pada struktur gereja, dengan darah dan barang-barang pribadi berserakan di lokasi.

Patriarkat Yerusalem mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan terhadap orang tak berdosa yang mencari perlindungan di rumah Tuhan.” Mereka menegaskan bahwa tidak ada justifikasi militer yang dapat membenarkan tindakan tersebut.

Serangan ini terjadi di tengah eskalasi kekerasan berkepanjangan di Gaza. Pada Oktober 2023, pasukan penjajah Israel juga membombardir Gereja Ortodoks Santo Porphyrius, menewaskan 18 warga sipil yang sedang berlindung. Tindakan itu pun mendapat kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia dan lembaga keagamaan.

Aktivis dan kelompok hak asasi manusia menyebut serangan terhadap Gereja Keluarga Kudus sebagai simbol musnahnya ruang perlindungan kemanusiaan di tengah perang. Mereka menyerukan langkah nyata dari masyarakat internasional untuk menghentikan kekerasan dan mengusut potensi kejahatan perang di wilayah tersebut.

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!