
Israel Bunuh 71 Warga Gaza
14 May 2025 - Berita
Pada hari ke-583 perang di Gaza, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 71 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan tersebut memperparah krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung dan menghantam rumah penduduk, tempat penampungan, serta fasilitas medis.
Salah satu serangan paling mematikan terjadi di Gaza utara, saat pesawat tempur Israel mengebom lima rumah milik keluarga Moqbel, Al-Qatnani, Sweilem, Al-Najjar, dan Khalla, menewaskan lebih dari 50 orang. Di kamp pengungsi Jabalia, empat warga tewas ketika sekolah Al-Ayoubi yang difungsikan sebagai tempat perlindungan dihantam rudal. Secara keseluruhan, setidaknya 55 orang tewas akibat pengeboman di wilayah tersebut, termasuk empat anak dan 35 orang luka-luka menurut laporan Rumah Sakit Al-Awda.
Di Gaza selatan, serangan di Khan Younis dan sekitarnya menyebabkan 23 kematian, termasuk dua anak. Di Al-Fukhari dan Al-Mawasi, sejumlah keluarga tewas dalam pemboman tenda pengungsi. Di dekat Rumah Sakit Eropa Gaza, tiga korban lainnya meninggal akibat luka-luka.
Sementara itu, Kota Gaza juga terus dibombardir. Satu warga tewas di Jalan Nazier, Al-Shuja'iyya, dan serangan drone Israel menargetkan rumah-rumah di Al-Zaytoun. Serangan udara juga menghantam wilayah timur kota, menambah jumlah korban jiwa dan luka.
Situasi memburuk di sekitar Rumah Sakit Eropa Gaza setelah serangkaian serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya. Area sekitar ruang gawat darurat, rumah sakit lapangan, dan sekolah keperawatan menjadi sasaran. Tim medis melaporkan banyak korban masih terjebak di reruntuhan dan upaya penyelamatan terhambat akibat penembakan terhadap tim pertolongan.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, korban jiwa di Gaza telah mencapai 52.908 orang, dengan 119.721 lainnya terluka. Sejak gencatan senjata terakhir pada Maret 2024, sedikitnya 2.780 warga Palestina tewas. Meskipun serangan meningkat, tanggapan masyarakat internasional sejauh ini tetap minim.