Israel Serang Sekolah Pengungsian di Gaza

Israel Serang Sekolah Pengungsian di Gaza

26 May 2025 - Berita

Setidaknya 19 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel terhadap Sekolah Fahmi Al-Jarjawi di Kota Gaza, serangan terbaru terhadap fasilitas pendidikan yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi pengungsi sipil. Sekolah itu menampung keluarga-keluarga yang kehilangan rumah sejak awal agresi Israel hampir delapan bulan lalu. Serangan ini memperpanjang daftar pembantaian yang ditargetkan ke sekolah-sekolah dan tempat penampungan, di tengah kehancuran infrastruktur Gaza yang semakin meluas.

Menurut badan-badan kemanusiaan, sekitar 95 persen sekolah di Gaza kini rusak atau hancur akibat pemboman yang tiada henti sejak Oktober 2023. Sekolah, yang seharusnya menjadi zona aman bagi anak-anak dan keluarga, telah menjadi sasaran langsung dalam serangkaian serangan mematikan. Di antaranya, pemboman Sekolah Al-Buraq pada November 2023 yang menewaskan lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak. Di bulan yang sama, dua serangan terpisah terhadap Sekolah Al-Fakhoura di kamp pengungsi Jabalia menewaskan sedikitnya 65 orang. Pada Juli 2024, 30 lebih pengungsi dibunuh di Sekolah Al-Awda di Abasan, sementara lebih dari 100 orang tewas dalam serangan terhadap Sekolah Al-Tabin saat salat subuh di bulan Agustus. Dan pada April lalu, tiga sekolah di lingkungan Tuffah, Kota Gaza, dibombardir, menewaskan 33 dan melukai lebih dari 100.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut pemboman terhadap 241 fasilitas pendidikan dan penampungan sebagai kampanye sistematis dan disengaja, yang dimaksudkan untuk memaksimalkan jumlah korban sipil. Serangan ini disebut melanggar hukum humaniter internasional dan menunjukkan pola genosida yang terus berlangsung, menyasar populasi yang paling rentan di tengah konflik yang tak kunjung berhenti.

Selain kehancuran tempat penampungan, sistem kesehatan Gaza juga hampir lumpuh total. Rumah sakit dibom, persediaan medis habis, dan blokade Israel yang terus diberlakukan telah menghentikan masuknya bahan bakar, makanan, serta obat-obatan penting. Rakyat Gaza dibiarkan tanpa perawatan, tanpa tempat berlindung, dan tanpa akses terhadap bantuan kemanusiaan dasar.

Pemerintah lokal menegaskan bahwa tragedi ini tidak hanya tanggung jawab Israel, tetapi juga para sekutunya di Barat. Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, dan negara-negara lain disebut sebagai pihak yang turut bertanggung jawab dalam genosida berkelanjutan terhadap warga sipil Palestina, karena terus mendukung agresi dan memblokir tekanan internasional yang berarti.

Pernyataan resmi dari Gaza mendesak intervensi segera dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas global untuk menghentikan pembantaian, serta menuntut tekanan nyata dan efektif untuk menghentikan kekerasan. “Cukup sudah,” demikian seruan mereka. “Dunia tidak boleh lagi tinggal diam terhadap pertumpahan darah ini.”

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!