
Israel Tembak Dua Anak Palestina di Tepi Barat
05 Mar 2025 - Berita
Dua anak Palestina, Ayman Al-Hemouni (12 tahun) dari Hebron dan Rimas Ammouri (13 tahun) dari Jenin, ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (1/3), menurut organisasi hak-hak anak Defence for Children International – Palestine (DCIP).
Ayman ditembak di dekat rumah anggota keluarganya di Hebron, sementara Rimas ditembak di halaman rumahnya di Jenin. Laporan menyebutkan bahwa mereka ditembak dari belakang, tanpa peringatan.
Detail Insiden Penembakan
📌 Ayman Al-Hemouni
- Ditembak pada Jumat malam oleh tentara Israel di Hebron.
- Peluru menembus paru-paru kanannya dan bersarang di paru-paru kiri.
- Meninggal dunia 30 menit kemudian di Rumah Sakit Mohammad Ali Al-Muhtaseb sekitar pukul 19.00.
📌 Rimas Ammouri
- Ditembak pada Jumat sore saat berdiri di halaman rumahnya.
- Tentara Israel menembakkan setidaknya lima peluru dari kendaraan lapis baja sekitar 50 meter jauhnya.
- Saat keluarga mencoba menolong, tentara terus menembaki mereka.
- Ambulans tertahan 20 menit akibat pembatasan pergerakan Israel.
- Meninggal dunia 10 menit setelah tiba di Rumah Sakit Pemerintah Jenin pada pukul 16.30.
Ayed Abu Eqtaish dari DCIP mengutuk pembunuhan ini, menyatakan bahwa pasukan Israel “tidak memiliki rasa hormat terhadap kehidupan anak-anak Palestina” dan akan lolos dari hukuman karena sistem impunitas yang sistemik.
Meningkatnya Pembunuhan Anak Palestina
📊 Jumlah anak Palestina yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat pada 2025: 16 anak
- 8 anak tewas akibat serangan drone.
- 7 anak ditembak mati dengan peluru tajam.
- 1 anak tewas dengan luka yang tidak diketahui.
📊 Total anak Palestina yang dibunuh Israel di Tepi Barat pada 2024: 93 anak
- 71 ditembak dengan peluru tajam.
- 17 tewas dalam serangan drone.
- 3 tewas akibat serangan udara.
- 1 tewas oleh peluru darat.
- 1 tewas akibat persenjataan yang tidak meledak (UXO).
Pola Impunitas dan Seruan Investigasi Independen
Kasus ini menambah panjang daftar pembunuhan anak Palestina oleh Israel, yang terus terjadi tanpa konsekuensi hukum. Pengamat internasional dan kelompok HAM telah berulang kali menyerukan penyelidikan independen, tetapi hingga kini, Israel tetap kebal dari akuntabilitas.