
Kolombia Si "More Than Arab"
05 Mar 2025 - Berita
“Dikhianati oleh teman sendiri. Ditinggalkan, ketika sedang kesusahan.”
Smart people, pernah ngalamin kondisi gitu gak? Nyebelin sekaligus menyakitkan, ya. Tapi, justru kondisi seperti inilah yang bisa memfilter mana saja yang dianggap sebagai teman sejati. Kaitannya dengan Palestina, tentu smart people juga tau dong, kalo beberapa negara Arab seolah abai dan santai dalam menanggapi tragedi kemanusiaan di sana. Bahkan ada yang masih melakukan hubungan diplomatik atau kerja sama lainnya dengan isriwil durjana. Mesir masih berbagi perdagangan gas alamnya serta tak ingin perjanjian damainya dengan Israel selama ini porak poranda; Yordania mengekspor sayuran dan buah-buahan ke sana; UEA dan Bahrain melakukan hubungan bilateral yang semakin mesra.
Namun, sudahlah! Buat apa menyayangkan itu semua. Toh, dukungan ternyata malah berdatangan dari negara-negara yang tidak kita duga sebelumnya. Salah satunya, dari Kolombia. Bahkan hingga dikatakan,
“Colombia is more Arab than the Arab States.”
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengumumkan pada bulan Agustus lalu bahwa negaranya telah resmi melarang ekspor batu bara ke Israel. Beliau menyatakan di media sosial,
"Batu bara Kolombia digunakan untuk membuat bom yang membunuh anak-anak Palestina."
Beliau pun mengumumkan bahwa negaranya akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant jika mereka memasuki Kolombia, dengan alasan kepatuhan terhadap keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Wow, ksatria sekali bapak yang satu ini! Mengingat bahwa dia adalah presiden dari sebuah negara yang menderita masalah ekonomi dan krisis utang.
Tahukah smart people, nasib Kolombia hampir sepenuhnya berada di tangan mamarika, loh! Notabene merupakan mitra penuh dan pendukung utama entitas zionis dalam perang pemusnahan terhadap Gaza dan Lebanon. Mana dicap sebagai antisemite! Fiuh… Kerennya, kondisi tersebut tidak mencegahnya untuk berpegang teguh pada posisinya. Berdiri sebagai presiden yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Independensi keputusan politiknya ini dilakukan karena percaya pada keadilan perjuangan rakyat Palestina, kesadarannya akan esensi perang yang terjadi, dan pengetahuannya tentang sejarah yang sebenarnya, bukan NARASI PALSU.
Beliau pun memberikan kritik tajam kepada media-media yang tidak berani lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan untuk Palestina. Menyala betull, Pak Gustavo!
So, gimana tanggapanmu, wahai smart people? Bila kebenaran sudah benderang, kenapa masih saja ada yang memilih netral sebagai jalan aman?? Kalo masih ada yang dukung Israel, itu mah gak perlu dibahas ya. Soalnya, bukan urusan kita-kita sebagai manusia (yang punya hati nurani), ya kan? *Eh…
Opini oleh The Chika Ananda
Referensi:
Colombian President States His Country Would Arrest Netanyahu and Gallant, Affirms "Palestinians Are Semitic"
Quds News Network Colombia is more Arab than the Arab states
Middle East Monitor ‘New Holocaust’ - Colombian President Condemns Media Silence on Gaza Genocide - Palestine Chronicle