
Laporan Uni Eropa Bocor: Eropa Terlibat Genosida Gaza
06 Jun 2025 - Berita
Laporan Uni Eropa 2024 yang bocor, yang diterbitkan oleh EUobserver, telah mengungkap pelanggaran hukum humaniter internasional yang luas yang dilakukan oleh Israel di Gaza, termasuk pembunuhan massal warga sipil dan penggunaan kelaparan sebagai senjata perang. Tindakan ini dapat merupakan kejahatan kekejaman menurut hukum humaniter internasional.
Meskipun ada temuan ini, Uni Eropa tetap mempertahankan hubungan dagang istimewanya dengan Israel melalui Perjanjian Asosiasi UE-Israel, yang memfasilitasi ekspor tahunan barang senilai sekitar €15 miliar. Perjanjian ini mencakup klausul hak asasi manusia yang mengamanatkan kepatuhan terhadap hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.
Belanda, yang secara tradisional merupakan salah satu sekutu Israel yang paling setia di Uni Eropa, telah menghadapi kritik atas dukungannya yang berkelanjutan terhadap operasi militer Israel di Gaza. Secara khusus, keterlibatan pemerintah Belanda dalam rantai pasokan jet tempur F-35 telah menjadi sorotan. Penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan Rotterdam merupakan titik transit utama untuk suku cadang F-35 yang ditujukan ke Israel, meskipun ada putusan pengadilan Belanda pada bulan Februari 2024 yang melarang ekspor langsung suku cadang tersebut karena potensi penggunaannya dalam pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Kemarahan publik di Belanda sangat besar, dengan puluhan ribu orang berunjuk rasa di Den Haag untuk memprotes dukungan pemerintah terhadap Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Penyelenggara menggambarkan protes ini sebagai protes terbesar di negara itu dalam dua dekade, dan menyerukan kepada pemerintah Belanda untuk menghentikan dukungan politik, ekonomi, dan militer kepada Israel.
Laporan Uni Eropa yang bocor dan pengungkapan selanjutnya telah mengintensifkan pengawasan terhadap peran Uni Eropa dalam konflik Gaza, yang menyoroti perlunya penilaian ulang terhadap kebijakan dan perjanjiannya dengan Israel. Seiring dengan terus berkembangnya situasi, masyarakat internasional mengamati dengan saksama bagaimana Uni Eropa dan negara-negara anggotanya akan menanggapi tuduhan serius ini dan tekanan yang meningkat dari masyarakat sipil.