
Paus: Kita harus ingat saudara-saudari kita
22 May 2025 - Berita
Paus Leo, kepala Gereja Katolik yang baru terpilih, menyerukan dengan penuh emosi agar bantuan kemanusiaan segera diizinkan masuk ke Gaza. Dalam audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Rabu (21/6), Paus menyebut kondisi di Jalur Gaza sebagai "semakin menyedihkan dan mengkhawatirkan," dan mendesak diakhirinya kekejaman yang terus merenggut nyawa warga sipil, terutama anak-anak dan lansia.
“Saya kembali memohon… izinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang adil dan segera hentikan permusuhan,” kata Paus Leo, suaranya dipenuhi keprihatinan. “Yang membayar harga perang ini adalah anak-anak yang tidak bersalah, para orang tua yang lemah, dan orang sakit yang tak berdaya.”
Paus juga menegaskan bahwa solidaritas umat beriman harus tercurah bagi rakyat Gaza, khususnya mereka yang paling rentan dan menderita di tengah kelaparan, kekurangan air bersih, serta runtuhnya layanan medis. Dalam pidatonya pada Minggu sebelumnya, ia menyerukan doa untuk rakyat Palestina dan mendesak terwujudnya perdamaian sejati yang akan “mengakhiri tragedi ini.”
“Martabat manusia dan hak untuk hidup adalah hal yang sakral – dan tidak boleh dikompromikan,” tegas Paus Leo dalam pernyataan terkuatnya sejauh ini mengenai krisis Gaza.
Seruan moral dari pemimpin umat Katolik dunia ini datang seiring meningkatnya tekanan terhadap Israel yang terus membatasi masuknya bantuan ke wilayah yang terkepung itu. Sejak 2 Maret, penjajahan Israel dituduh secara sistematis memblokir hampir semua jalur penyeberangan, membuat lebih dari 2,2 juta warga Palestina terjebak dalam kelaparan massal dan krisis medis akut. Ribuan orang, termasuk anak-anak, telah meninggal karena kekurangan makanan dan perawatan.
Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) memperkuat kritik terhadap Israel, menyebut aliran bantuan yang diperbolehkan masuk sebagai “sangat tidak memadai” dan bagian dari taktik manipulatif untuk menghindari tuduhan kejahatan kelaparan, sambil tetap membuat warga sipil "nyaris tidak bertahan hidup."
UNRWA juga memperingatkan bahwa Gaza kini berada di ambang bencana kemanusiaan paling mematikan sejak dimulainya agresi brutal Israel pada 7 Oktober 2023. Badan PBB tersebut menyerukan pembukaan penuh jalur bantuan dan pengiriman pasokan secara besar-besaran tanpa hambatan politik.
Uni Eropa menegaskan kembali urgensi pengiriman bantuan medis dan pangan ke Gaza tanpa penundaan atau penghalangan, menilai situasi saat ini sebagai krisis yang dibuat oleh kebijakan kolonial Israel yang melanggar hukum internasional.
Paus Leo telah dua kali menyuarakan keprihatinan mendalam atas Gaza sejak menjabat, menjadikan Vatikan sebagai salah satu suara moral paling lantang dalam menghadapi bencana yang terus berlangsung. “Kami tidak bisa diam saat anak-anak mati kelaparan. Dunia harus bertindak sekarang,” tutupnya.