UNICEF: Israel Blokir Masuknya 938 Ribu Unit Susu Formula ke Gaza
13 Nov 2025 - Berita
Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan pada hari Selasa bahwa Israel terus memblokir masuknya pasokan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi anak-anak yang kekurangan gizi di Jalur Gaza.
Berbicara pada konferensi pers di Jenewa, juru bicara UNICEF Ricardo Pires mengatakan bahwa 938.000 unit susu formula bayi siap pakai telah ditahan sejak Agustus, mencegah bantuan penting menjangkau bayi yang membutuhkan.
Pires menambahkan bahwa pembatasan pada bahan-bahan kemanusiaan penting lainnya, termasuk peralatan bersalin, lemari es bertenaga surya, suku cadang, generator, dan perlengkapan pemurnian air, sangat menghambat operasi bantuan di daerah kantong tersebut.
Meskipun volume keseluruhan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dengan sekitar 5.500 truk masuk antara 12 Oktober dan 10 November, Pires menekankan bahwa banyak barang penting masih dilarang masuk.
Ia mencatat bahwa UNICEF, bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra lainnya, telah berhasil mengirimkan satu juta dosis vaksin ke Gaza, meluncurkan kampanye untuk mengimunisasi lebih dari 40.000 anak di bawah usia tiga tahun yang tidak mendapatkan vaksinasi rutin selama dua tahun terakhir perang.
Menurut Pires, kampanye yang dimulai pada hari Minggu tersebut telah memvaksinasi sekitar 2.400 anak pada hari pertamanya. Kampanye tiga tahap ini akan berlanjut hingga Januari 2026, beroperasi di 149 fasilitas kesehatan, 10 unit keliling, dan melibatkan 450 tenaga kesehatan terlatih.
Pires menekankan bahwa peningkatan situasi kemanusiaan di Gaza memerlukan masuknya semua barang penting tanpa batasan, dan memperingatkan bahwa pengiriman bantuan berkelanjutan adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa anak-anak dan memulihkan harapan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa pendudukan Israel terus memberlakukan pembatasan ketat pada pasokan dan peralatan medis, bahkan setelah perjanjian gencatan senjata.
Dr. Zuheir Al-Wahidi, kepala Unit Informasi Kesehatan kementerian, melaporkan bahwa pembatasan ini telah mengakibatkan kekurangan obat-obatan sebesar 56%, persediaan medis sebesar 68%, dan bahan laboratorium sebesar 67%, yang semakin melumpuhkan sistem perawatan kesehatan Gaza yang rapuh.