
Al-Mezan: Lebih dari 720.000 Siswa Gaza Putus Sekolah
22 Apr 2025 - Berita
Perang Israel di Gaza telah menghancurkan setiap aspek kehidupan, dan sektor pendidikan pun tak luput dari dampaknya. Sejak awal, serangannya total—menghapus kehidupan, rumah, dan ruang yang seharusnya memelihara pikiran dan melindungi masa depan.
Dalam apa yang hanya dapat digambarkan sebagai kampanye yang ditargetkan untuk merobohkan pilar-pilar masyarakat Palestina, sekolah-sekolah di seluruh Jalur Gaza telah dibom, dibakar, dan diubah fungsinya menjadi zona militer. Hasilnya adalah sistem pendidikan yang rusak dan satu generasi siswa dilucuti haknya untuk belajar.
Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan, 95,2% sekolah di Gaza rusak, dan 88,5% di antaranya memerlukan rekonstruksi penuh atau perbaikan besar.
Sebanyak 241 sekolah pemerintah mengalami kerusakan parah, sementara 111 sekolah hancur total. Sebanyak 91 sekolah pemerintah lainnya dan 89 sekolah yang dikelola UNRWA diserang dan dirusak secara langsung.
Lebih dari 720.000 siswa kini tidak bersekolah. Jumlah korban jiwa akibat bencana ini sangat besar: 13.419 siswa tewas, 21.653 terluka, selain itu 651 pendidik tewas dan 2.791 terluka, menurut Kementerian Pendidikan.
Di banyak daerah, sekolah-sekolah yang dikosongkan akibat evakuasi paksa dibom sesudahnya—100% hancur di Gaza utara, 92,8% di Kota Gaza, dan 91% di Rafah.
Yang lainnya diambil alih dan diubah menjadi pangkalan militer dan pusat penahanan Israel, menghapus identitas mereka sebagai tempat belajar.
Upaya untuk memulai kembali pendidikan—bahkan secara daring—telah gagal. Setelah Israel melanjutkan serangan penuhnya pada tanggal 18 Maret, Kementerian Pendidikan terpaksa membatalkan rencana ujian sekolah menengah jarak jauh untuk kedua kalinya.
Dengan lebih dari 62% sekolah sekarang berubah menjadi tempat penampungan, dan tidak ada listrik, internet, atau keamanan, pendidikan benar-benar terhenti.
Di Gaza, pendidikan tidak terjebak dalam baku tembak—pendidikan sengaja dibongkar. Dan saat perang memasuki bulan kesembilan belas, masa depan seluruh generasi berada dalam ketidakpastian.