Gerakan Hamas mengecam keras tindakan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada Rabu, 2 April 2025. Dalam pernyataannya, Hamas menyebut aksi tersebut sebagai “provokasi genosida” yang bertujuan memicu ketegangan dan kekerasan di wilayah pendudukan.

Hamas menilai bahwa tindakan Ben-Gvir mencerminkan kebijakan sistematis Israel untuk mengubah status quo di situs suci umat Islam tersebut. Mereka juga menuduh pemerintah Israel menggunakan kunjungan semacam itu untuk menjustifikasi serangan militer dan penindasan terhadap warga Palestina.

Insiden ini memicu kecaman dari berbagai pihak internasional. Beberapa negara dan organisasi hak asasi manusia menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan akibat tindakan provokatif semacam ini. Mereka mendesak Israel untuk menghormati kesucian tempat ibadah dan menghentikan tindakan yang dapat memperburuk situasi di wilayah tersebut.

Hamas menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil langkah tegas dalam menanggapi tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan hak-hak warga Palestina. Mereka juga memperingatkan bahwa kelanjutan provokasi semacam ini dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan.