Hamas pada Kamis mengumumkan bahwa pihaknya telah menyerahkan daftar nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan tawanan Israel. Langkah ini merupakan bagian dari implementasi awal kesepakatan gencatan senjata yang baru disetujui untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza.

Pejabat senior Hamas, Zaher Jabarin, menyampaikan bahwa pihaknya kini menunggu kesepakatan akhir terkait nama-nama yang akan diumumkan secara resmi melalui Kantor Media Asra setelah seluruh prosedur diselesaikan.

Jabarin menegaskan kembali bahwa isu tahanan merupakan prioritas utama gerakan tersebut. “Kami tidak akan berhenti berjuang sampai setiap tahanan terakhir dibebaskan,” ujarnya.

Sebelumnya, Hamas mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah dicapai untuk mengakhiri perang dan memastikan penarikan penuh pasukan pendudukan Israel, pembukaan akses bantuan kemanusiaan, serta dimulainya proses pertukaran tahanan.

Dalam pernyataannya, Hamas menyampaikan apresiasi kepada Qatar, Mesir, dan Turki atas peran penting mereka dalam memediasi kesepakatan tersebut. Gerakan itu juga mengakui peran Presiden AS Donald Trump, yang disebut berupaya “menghentikan perang secara permanen dan menjamin penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.”

Hamas meminta Trump dan negara-negara penjamin lainnya memastikan Israel mematuhi seluruh ketentuan perjanjian tanpa penundaan atau pelanggaran.

Sementara itu, Trump mengonfirmasi bahwa baik Israel maupun Hamas telah menyetujui tahap awal dari rencana perdamaian yang ia usulkan. Melalui platform Truth Social, ia menyatakan bahwa persetujuan ini akan membuka jalan bagi pembebasan semua tawanan dan penarikan pasukan Israel ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju “perdamaian yang kuat dan berkelanjutan.”