Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu (21/6) mengumumkan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara mengalami pemadaman total setelah pasukan penjajah Israel (IDF) menyerang langsung generator listrik rumah sakit. Serangan ini menyebabkan seluruh layanan medis terhenti dan membahayakan nyawa ratusan pasien.

Dalam pernyataannya, kementerian menyebut penargetan generator sebagai upaya sistematis untuk menghancurkan infrastruktur kesehatan Gaza. Mereka memperingatkan bahwa tindakan ini merupakan kejahatan perang dan menciptakan situasi bencana medis.

Sejak Minggu pagi, IOF mengepung Rumah Sakit Indonesia di Jabalia menggunakan drone dan menembaki siapa pun yang bergerak di sekitar fasilitas tersebut. Direktur rumah sakit, Marwan Al-Sultan, melaporkan bahwa unit perawatan intensif juga menjadi sasaran tembakan, dan seorang pasien ditembak saat mencoba keluar. Dokter tidak dapat menyelesaikan operasi karena kondisi keamanan yang ekstrem.

Pengepungan ini terjadi di tengah meningkatnya serangan terhadap fasilitas kesehatan lainnya, termasuk penutupan Rumah Sakit Gaza Eropa. Kementerian Kesehatan menyebut situasi di Rumah Sakit Indonesia kacau, dengan pasien, korban luka, dan staf medis dalam kepanikan karena layanan darurat tidak dapat dijalankan.

Pihak kementerian juga melaporkan bahwa dua pasien terluka saat berusaha meninggalkan rumah sakit karena pengepungan yang ketat. Kedatangan korban luka baru pun terhambat, sementara pembantaian terhadap warga sipil terus meningkat di wilayah Gaza utara.

Kementerian Kesehatan Gaza mendesak intervensi internasional segera untuk menghentikan penargetan rumah sakit dan memastikan keselamatan pasien serta tenaga medis. Mereka menegaskan bahwa penghancuran fasilitas medis oleh Israel melanggar hukum humaniter internasional dan merupakan bagian dari kejahatan sistematis terhadap warga sipil.