Pada 13 April 2025, serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Al-Ahli Arab—dikenal juga sebagai Rumah Sakit Baptis—di Gaza City, menghancurkan fasilitas utama seperti ruang gawat darurat, bank darah, dan area ambulans. Lebih dari 200 pasien dan staf medis hanya diberi waktu 20 menit untuk mengevakuasi diri sebelum serangan terjadi. Meskipun tidak ada korban jiwa langsung akibat serangan tersebut, seorang anak pasien meninggal karena kekurangan oksigen dan paparan suhu dingin selama evakuasi. 

Militer Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando dan kontrol, namun tidak memberikan bukti konkret atas tuduhan tersebut. Hamas membantah keras klaim tersebut dan menyerukan penyelidikan internasional independen. Serangan ini terjadi setelah penghancuran Rumah Sakit al-Shifa, menjadikan Al-Ahli sebagai satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi penuh di Gaza City. 

Rumah Sakit Al-Ahli memiliki sejarah panjang dalam pelayanan kesehatan di Gaza. Didirikan pada tahun 1882 oleh misi Anglikan, rumah sakit ini pernah dikelola oleh Konvensi Baptis Selatan antara tahun 1954 hingga 1982, sebelum kembali dioperasikan oleh Gereja Anglikan Yerusalem. Selama konflik, rumah sakit ini menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga sipil yang mengungsi dari serangan. 

Serangan terhadap fasilitas medis ini memicu kecaman internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sejak Oktober 2023, lebih dari 187 serangan terhadap fasilitas kesehatan terjadi di Gaza, merusak 24 rumah sakit. Serangan ini memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, di mana sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi, dan akses terhadap layanan kesehatan menjadi sangat terbatas.