Meskipun Israel belum berhasil melenyapkan Hamas dari Gaza, Israel tengah mengintensifkan upaya untuk membubarkan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menurut pejabat PBB dan pekerja kemanusiaan. Mereka memperingatkan bahwa tindakan terbaru Israel melumpuhkan bantuan yang menyelamatkan nyawa bagi warga Palestina.

Dua undang-undang baru Israel, yang mulai berlaku pada hari Kamis, secara efektif melarang operasi UNRWA di Gaza. Satu undang-undang melarang badan tersebut beroperasi di wilayah yang berada di bawah kendali Israel, sementara undang-undang lainnya melarang segala kontak dengannya. Badan koordinasi bantuan militer Israel, COGAT, mengonfirmasi bahwa mereka akan memberlakukan pembatasan ini.

Selama bertahun-tahun, Israel telah berupaya menutup UNRWA, karena menganggap pengakuannya terhadap pengungsi Palestina dan dukungannya terhadap hak mereka untuk kembali sebagai ancaman politik. Kampanye tersebut semakin intensif setelah 7 Oktober, dengan serangan Israel yang menargetkan fasilitas UNRWA selama perangnya di Gaza.

Menurut UNRWA, sedikitnya 272 stafnya tewas, dan 205 lokasinya—termasuk sekolah dan klinik yang menampung warga sipil yang mengungsi—rusak atau hancur.

UNRWA memperingatkan bahwa tindakan keras Israel terhadap operasinya dapat membahayakan gencatan senjata yang rapuh dan memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza. Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mencatat bahwa hanya dalam tiga hari setelah gencatan senjata, badan tersebut mengirimkan makanan untuk 1 juta orang dan mendistribusikan ransum kepada 300.000 orang.

“Mencegah UNRWA beroperasi dapat merusak gencatan senjata di Gaza,” Lazzarini memperingatkan, seraya menambahkan bahwa kegagalan mendukung badan tersebut akan mengkhianati harapan penduduk yang tengah menanggung penderitaan yang tak terbayangkan.