Kepala Shin Bet Israel Ronen Bar Akan Mundur pada 15 Juni

Kepala Shin Bet Israel Ronen Bar Akan Mundur pada 15 Juni

30 Apr 2025 - Berita

Rosen Bar, kepala badan intelijen dalam negeri penjajah Israel, mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada 15 Juni 2025, setelah berminggu-minggu ketegangan meningkat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pengumuman ini disampaikan di markas besar Shin Bet, di mana Bar menyatakan bahwa pengunduran dirinya bertujuan memastikan proses transisi yang tertib dan profesional untuk pengganti tetapnya.

Langkah ini menyusul upaya Netanyahu bulan lalu untuk memecat Bar dengan dalih "hilangnya kepercayaan." Tindakan tersebut memicu protes luas dan memperdalam krisis politik internal. Bar, yang telah mengabdi selama 35 tahun di lembaga keamanan penjajah itu, menolak tuduhan dan menuding pemecatannya sebagai langkah bermotif politik guna menghalangi penyelidikan atas kegagalan intelijen terkait serangan Hamas 7 Oktober 2023, serta untuk melindungi Netanyahu dari kasus korupsi yang tengah dihadapinya.

Konflik antara keduanya memuncak setelah Netanyahu dalam pernyataan ke Mahkamah Agung menyebut Bar sebagai “pembohong.” Pernyataan ini muncul usai kesaksian Bar yang mengungkap bahwa Netanyahu memerintahkan Shin Bet memata-matai pengunjuk rasa antipemerintah dan menuntut kesetiaan pribadi. Netanyahu membantah keras tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai “kebohongan total.”

Selain itu, Bar membantah klaim Netanyahu dan sekutunya bahwa Shin Bet lalai dalam memberikan peringatan dini atas serangan Hamas, yang menjadi awal dari genosida yang dilakukan penjajah Israel di Gaza. Ia menyebut narasi tersebut sebagai upaya pengalihan isu dari tanggung jawab politik atas kegagalan tersebut.

Sebelumnya, Netanyahu mencalonkan Wakil Laksamana Eli Sharvit sebagai pengganti Bar, namun mencabut pencalonannya usai mendapat tekanan dari Amerika Serikat. Upaya pemecatan Bar kemudian diblokir sementara oleh Mahkamah Agung, yang memperkuat gelombang kemarahan publik terhadap Netanyahu.

Kontroversi ini terjadi di tengah langkah pemerintahan Netanyahu memperluas kekuasaan eksekutif, termasuk melalui reformasi peradilan kontroversial yang mengurangi independensi lembaga kehakiman. Undang-undang baru yang memberikan kontrol lebih besar kepada politisi dalam pengangkatan hakim memicu kecaman luas dan digambarkan para penentang sebagai ancaman serius terhadap demokrasi.

Reformasi itu sendiri telah memicu protes besar pada 2023, meski sejak saat itu perhatian publik bergeser ke perang di Gaza. Sementara itu, Netanyahu terus dikritik karena menargetkan lawan politiknya, termasuk Jaksa Agung Gali Baharav-Miara, dengan proses pemakzulan yang semakin memecah belah internal pemerintahan.

Pengunduran diri Rosen Bar menyoroti retaknya kepemimpinan di penjajah Israel, serta memperdalam krisis kepercayaan terhadap stabilitas lembaga keamanan dan arah masa depan sistem politik mereka.

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!