Lagi, Israel Gunakan Drone Sipil DJI untuk Serangan di Gaza, Termasuk Bom dan Operasi Intelijen

Lagi, Israel Gunakan Drone Sipil DJI untuk Serangan di Gaza, Termasuk Bom dan Operasi Intelijen

08 May 2025 - Berita

Investigasi oleh unit verifikasi Sanad milik Al Jazeera mengungkap bahwa militer penjajah Israel memodifikasi drone sipil buatan perusahaan China DJI untuk digunakan dalam serangan dan pengintaian di Jalur Gaza.

Drone yang awalnya dirancang untuk keperluan pertanian dan rekreasi kini dipersenjatai dan digunakan dalam operasi militer, termasuk pengeboman wilayah sipil padat dan pengawasan terhadap warga Palestina yang dijadikan tameng manusia. Praktik ini dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.

Salah satu jenis yang dimodifikasi adalah DJI Agras, drone pertanian yang mampu membawa muatan besar. Drone ini digunakan untuk menjatuhkan bom ke gedung-gedung di Gaza, termasuk fasilitas kemanusiaan dan lokasi pengungsian. Dalam rekaman warga pada Juli 2024, drone Agras terlihat menjatuhkan bom ke gedung milik organisasi kemanusiaan Turki IHH di Jabalia, hanya 100 meter dari sekolah yang dijadikan tempat penampungan.

Dalam insiden lain di Beit Lahia pada November 2024, drone DJI mengebom permukiman warga sipil tak lama setelah serangan Israel terhadap tempat perlindungan PBB. Saksi mata menyatakan serangan itu disengaja untuk menimbulkan teror.

Jenis lain seperti Mavic dan Avata, biasanya digunakan untuk hobi dan film, turut digunakan dalam operasi militer, termasuk pemetaan jaringan terowongan dan pengintaian langsung. Salah satu video yang terekam drone Avata memperlihatkan seorang warga Palestina dipaksa memandu pasukan Israel ke sebuah sekolah, berfungsi sebagai tameng manusia—semua direkam secara jelas oleh drone.

DJI sebelumnya menghentikan penjualan produknya ke Rusia dan Ukraina setelah keduanya memodifikasi drone untuk perang. Namun, tidak ada kebijakan serupa diterapkan terhadap Israel, meskipun bukti pelanggaran militer semakin kuat. DJI tetap menjual drone ke Israel dan belum memberlakukan pembatasan teknis seperti geofencing di wilayah Gaza.

DJI menyatakan bahwa produknya dimaksudkan hanya untuk penggunaan sipil damai dan mengecam penyalahgunaannya, tetapi menolak menjawab apakah mereka akan menghentikan penjualan ke Israel atau membatasi penerbangan di Gaza.

Militer Israel tidak merespons permintaan konfirmasi dari Al Jazeera hingga laporan ini dipublikasikan. Investigasi ini menyoroti ketimpangan sikap perusahaan teknologi dalam menghadapi penyalahgunaan produk mereka dalam konflik bersenjata, serta membuka kembali perdebatan etika tentang komersialisasi alat yang kini digunakan untuk membunuh.

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!