Pemerintah Mauritania secara resmi mengumumkan partisipasinya dalam "Armada Solidaritas Maghreb", sebuah upaya maritim internasional yang dirancang untuk menembus blokade Israel terhadap Jalur Gaza, yang diberlakukan sejak Oktober 2023. Armada ini merupakan bagian dari fase kedua inisiatif solidaritas rakyat dan internasional untuk menghentikan pengepungan Israel di tengah bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Menurut Koordinasi Gabungan untuk Advokasi Palestina, armada kemanusiaan itu akan diberangkatkan dari berbagai pelabuhan di Eropa dan Afrika Utara, dengan target keberangkatan pada akhir musim panas atau awal musim gugur tahun ini. Kapal-kapal tersebut akan mengangkut aktivis dan perwakilan organisasi dari Tunisia, Aljazair, Maroko, Libya, dan kini Mauritania.

Keterlibatan Mauritania dalam inisiatif ini mengikuti partisipasi simbolis mereka dalam “Konvoi Maghreb Sumud”, konvoi darat yang digelar pada Juni lalu. Dalam konvoi tersebut, aktivis Mauritania, Dr. Mohamed El-Amin Ould Mohamed El-Moustapha, turut serta dalam perjalanan melintasi Tunisia dan Libya hingga mencapai perbatasan Rafah.

Para penyelenggara menyatakan bahwa fase laut dari kampanye ini bertujuan untuk memperkuat tekanan publik internasional terhadap Israel agar membuka akses kemanusiaan ke Gaza. Mereka juga berharap dapat mencapai terobosan simbolis dan praktis untuk membantu lebih dari dua juta penduduk Gaza yang kini hidup di bawah blokade, dengan lebih dari separuh di antaranya menghadapi kelaparan akut.

Koalisi penyelenggara, termasuk Freedom Flotilla, Global Coalition to Break the Siege, dan sejumlah organisasi hak asasi manusia serta akademisi, menyerukan peningkatan dukungan publik dan politik dari negara-negara peserta. Mereka juga menuntut perlindungan internasional bagi kapal-kapal kemanusiaan yang akan ikut serta.

Konferensi pers untuk mengumumkan rute laut, jadwal pelayaran, serta panitia nasional dari masing-masing negara diperkirakan akan digelar dalam beberapa hari mendatang.