PBB memperingatkan musim panen zaitun paling brutal dalam lebih dari satu dekade, menyusul eskalasi kekerasan pemukim ilegal Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Serangan meningkat tajam sejak agresi Israel ke Gaza pada 2023, namun musim panen tahun ini, yang baru berjalan sebulan, memunculkan lonjakan yang lebih ganas.

Data terbaru PBB mencatat 126 serangan pemukim di 70 kota dan desa Palestina, sementara lebih dari 4.000 pohon zaitun dan bibit dirusak. Kekerasan terjadi hampir setiap hari, termasuk pembakaran, perusakan kebun, dan serangan fisik terhadap para pemanen.

Laporan Wafa pada Sabtu menunjukkan kekerasan pemukim meluas dari Beita dan Huwara dekat Nablus hingga Sinjil di dekat Ramallah. Di Al-Maniya, tenggara Bethlehem, tiga petani Palestina terluka setelah pemukim menembaki mereka saat memanen zaitun.

Direktur UNRWA di Tepi Barat, Roland Friedrich, menyebut bahwa serangan-serangan ini mengancam kehidupan keluarga Palestina dan memperdalam tekanan koersif yang memaksa mereka menjauh dari tanah leluhur. Ia menegaskan bahwa keluarga Palestina harus mendapatkan akses aman dan tanpa hambatan untuk panen tahunan.

Panen zaitun, penopang ekonomi puluhan ribu keluarga dan bagian penting identitas Palestina, kini berubah menjadi musim yang dipenuhi intimidasi dan kekerasan yang terstruktur.