ayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), inisiatif bantuan kontroversial yang didukung AS, menunjuk tokoh evangelis pro-Israel Johnnie Moore sebagai ketua eksekutif baru di tengah tuduhan bahwa mekanisme distribusi bantuan mereka berkontribusi pada kematian warga sipil Palestina. Langkah ini diambil setelah pengunduran diri Jake Wood, yang menyatakan GHF tidak bisa menjalankan tugas kemanusiaan sambil mematuhi prinsip netralitas dan independensi.

Penunjukan Moore memicu kecaman luas karena rekam jejaknya mendukung kebijakan Trump yang ingin mengusir warga Palestina dari Gaza dan menjadikan wilayah itu "Riviera Timur Tengah." Sementara Moore membantah laporan serangan Israel di lokasi distribusi bantuan GHF, rekaman drone dan saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan Israel menembaki warga sipil yang sedang menunggu bantuan.

GHF didirikan setelah Israel menutup penyeberangan bantuan utama Maret lalu. Namun, distribusi bantuan di "zona merah" yang dikendalikan militer Israel membuat warga sipil berjalan jauh di bawah ancaman tembakan. Setidaknya 102 warga tewas dan 490 lainnya terluka sejak mekanisme ini dimulai 27 Mei, menurut otoritas Gaza.

PBB, MSF, dan kelompok kemanusiaan lainnya menolak berafiliasi dengan GHF, menyebut operasinya “tidak manusiawi dan sangat tidak efektif.” Dua pejabat senior, termasuk Wood, mundur hanya sepekan setelah GHF mulai beroperasi.

Kritik meningkat bahwa yayasan ini lebih mencerminkan kepentingan politik AS-Israel ketimbang kepedulian kemanusiaan, di tengah bencana kelaparan yang mengancam seperempat penduduk Gaza.