
UNICEF Peringatkan Rencana Distribusi Bantuan Israel-AS Akan Memperparah Penderitaan di Gaza
09 May 2025 - Berita
Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah mengkritik tajam rencana yang diusulkan oleh Israel dan Amerika Serikat untuk mengambil alih distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, dan memperingatkan bahwa inisiatif tersebut akan memperburuk penderitaan anak-anak dan keluarga yang sudah menghadapi kesulitan ekstrem.
Kritik tersebut muncul setelah Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Rabu bahwa solusi baru untuk mengirimkan bantuan pangan ke Gaza tinggal beberapa langkah lagi, dan pengumuman resmi diharapkan segera.
Usulan yang diajukan akan mendirikan Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang akan mendistribusikan bantuan dari empat “Situs Distribusi Aman,” yang menggemakan rencana yang diajukan oleh Israel awal minggu ini.
"Tampaknya rancangan rencana yang disajikan Israel kepada komunitas kemanusiaan akan meningkatkan penderitaan anak-anak dan keluarga di Jalur Gaza," kata juru bicara UNICEF James Elder.
Elder menambahkan bahwa peringatannya juga berlaku untuk yayasan yang diusulkan, dan menggambarkannya sebagai bagian dari rencana menyeluruh yang sama.
Organisasi-organisasi kemanusiaan telah menolak segala pengaturan yang melibatkan Israel—kekuatan pendudukan—dalam penyaluran bantuan langsung di Gaza, dengan alasan kekhawatiran atas kenetralan dan keselamatan.
Meskipun demikian, Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee menegaskan pada hari Kamis bahwa peran Israel akan terbatas pada penyediaan keamanan, bukan penyaluran bantuan itu sendiri.
Meski begitu, Elder menekankan bahwa memusatkan bantuan di sejumlah pusat terbatas akan membuat anak-anak dan keluarga menghadapi risiko yang signifikan saat mereka bepergian untuk memperoleh pasokan dasar, yang selanjutnya memperparah krisis pengungsian di Gaza yang sudah parah.
“Pemanfaatan bantuan kemanusiaan sebagai umpan untuk memaksa pengungsian, terutama dari utara ke selatan, akan menciptakan pilihan yang mustahil: pilihan antara pengungsian dan kematian,” kata Elder, merujuk pada berbagai misi lapangannya di Gaza sejak Oktober 2023.
Ia menambahkan bahwa rencana tersebut tampaknya “dirancang untuk memperkuat kontrol atas barang-barang yang dapat menopang kehidupan sebagai taktik tekanan.”
Elder mendesak Israel untuk mengakhiri blokade selama lebih dari dua bulan terhadap pengiriman bantuan ke Gaza, yang telah memicu kelaparan yang meluas dan meningkatkan kekhawatiran akan lonjakan kematian terkait kekurangan gizi.
“Ada alternatif sederhana, cabut blokade dan biarkan bantuan kemanusiaan masuk untuk menyelamatkan nyawa,” pungkasnya.