Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa sekitar 1,9 juta penduduk Gaza—sekitar 85% dari total populasi—telah mengungsi sejak 7 Oktober 2023 akibat serangan militer Israel. Banyak dari mereka harus berpindah tempat hingga lebih dari sepuluh kali demi mencari keselamatan.

UNRWA menyebutkan hampir 1,4 juta orang kini tinggal di 155 fasilitas UNRWA yang tersebar di lima wilayah di Gaza. Rafah menjadi lokasi pengungsian terbesar dengan lebih dari satu juta orang tinggal dalam kondisi sangat padat.

Serangan ini telah menghancurkan banyak infrastruktur penting seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat hingga 22 Januari 2025, setidaknya 47.161 warga Palestina tewas dan 111.166 lainnya terluka, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.

UNRWA juga menyampaikan bahwa sekitar 660.000 anak di Gaza kehilangan akses ke pendidikan karena lebih dari 70% sekolah rusak atau hancur. Banyak anak-anak mengalami trauma berat akibat perang dan kehilangan tempat tinggal.

Sebagai upaya penanganan, UNRWA menjalankan program "Back to Learning" yang memberikan dukungan psikososial serta kegiatan belajar darurat di 45 sekolah yang kini dijadikan tempat penampungan. Program ini mencakup sesi konseling, kegiatan seni, musik, olahraga, serta edukasi tentang bahaya ranjau.

UNRWA menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan segera, khususnya bagi anak-anak yang paling terdampak, dan menyerukan dukungan internasional untuk memenuhi kebutuhan dasar serta membantu memulihkan kehidupan warga Gaza.