Rakefet, Penjara Bawah Tanah Israel yang Dibuka Kembali untuk Culik Warga Gaza
19 Nov 2025 - Berita
Israel kembali mengoperasikan penjara bawah tanah Rakefet, fasilitas yang sebelumnya ditutup karena dianggap “tidak manusiawi” untuk tawan dan siksa sekitar 100 warga Palestina dari Gaza, sebagian besar warga sipil yang ditahan tanpa dakwaan maupun pengadilan. Pengacara HAM dari PCATI yang mendapat akses ke fasilitas itu melaporkan kondisi ekstrem: kegelapan total, ventilasi buruk, pemukulan, serangan anjing, rantai yang tidak pernah dilepas, serta pembatasan keluar sel hanya beberapa menit tiap dua hari. Para tahanan tidur di atas rangka besi setelah kasur mereka diambil setiap pagi, dan tidak diperbolehkan menanyakan keluarga atau kondisi Gaza.
Rakefet, yang didesain hanya untuk 15 orang, kini dihuni hampir tujuh kali lipat kapasitas, termasuk seorang perawat 34 tahun dan penjual makanan berusia 18 tahun yang belum pernah melihat matahari sejak Januari. Meskipun gencatan senjata telah berlaku dan ratusan tahanan dibebaskan, PCATI memperkirakan lebih dari 1.000 warga Gaza masih dipenjara dalam kondisi serupa, diperpanjang melalui sidang video singkat tanpa bukti atau pendamping hukum.
Kelompok HAM memperingatkan bahwa penahanan bawah tanah tak terbatas ini bukan hanya bentuk penyiksaan, tetapi juga praktik yang memperdalam trauma dan melanggar hukum internasional, sembari menggarisbawahi bahwa “perang resmi telah berakhir, tetapi warga Gaza masih diperlakukan seolah-olah perang terus berlangsung.”