
43 Jenazah Ditemukan dalam 24 jam, Korban Gugur Jadi 47.460
05 Mar 2025 - Berita
Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina terus bertambah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, ditemukan 43 jenazah, sehingga total korban jiwa sejak 7 Oktober 2023 mencapai 47.460 orang.
Selain itu, jumlah korban luka juga meningkat dengan tambahan sembilan orang, menjadikan total korban luka sebanyak 111.580 jiwa. Ribuan lainnya masih diyakini terkubur di bawah reruntuhan atau tersebar di sepanjang jalan, sementara tim medis dan pertahanan sipil menghadapi hambatan besar dalam menjangkau wilayah terdampak.
Di sisi lain, ancaman dari sisa-sisa persenjataan peledak militer Israel masih menjadi kekhawatiran utama. Pejabat PBB memperingatkan bahwa bahan peledak yang tersisa dapat terus mengancam keselamatan warga sipil dan menghambat distribusi bantuan kemanusiaan, bahkan setelah gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza.
Direktur Badan Penanggulangan Ranjau PBB di wilayah Palestina yang diduduki, Loic Eirving, menyatakan dalam konferensi pers di New York bahwa selama 14 bulan terakhir, berbagai jenis persenjataan seperti bom udara, roket, dan proyektil telah ditemukan di Gaza. Ia mengungkapkan bahwa amunisi tersebut telah menyebabkan korban jiwa dan cedera serta mengganggu operasi kemanusiaan. Laporan awal mencatat 92 korban akibat sisa-sisa bahan peledak sejak Oktober 2023.
Sementara itu, Pelapor Khusus PBB untuk hak atas perumahan yang layak, Balakrishnan Rajagopal, menyebut kehancuran akibat serangan Israel di Gaza sebagai yang terburuk sejak Perang Dunia II. Dalam sebuah wawancara, ia menegaskan bahwa skala kerusakan, kebrutalan, dan dampaknya terhadap warga Palestina belum pernah terjadi sebelumnya.
Rajagopal mengungkapkan bahwa lebih dari 80% rumah di Gaza hancur total, bahkan lebih parah dibandingkan penghancuran kota Dresden di Jerman pada Perang Dunia II. Ia menambahkan bahwa warga Palestina kini menghadapi tantangan besar dalam membersihkan puing-puing dan membangun kembali kehidupan mereka di tengah kehancuran yang masif.