
Hamas Kecam Proyek Tembok Israel-Yordania
20 May 2025 - Berita
Hamas mengecam rencana terbaru Israel untuk membangun tembok keamanan berteknologi tinggi di sepanjang perbatasan timur dengan Yordania, menyebutnya sebagai proyek kolonial yang sia-sia dan tidak akan menghentikan perlawanan rakyat Palestina. Dalam pernyataan resmi Minggu (21/6), Hamas menegaskan bahwa agresi dan penjajahan Israel hanya akan memperkuat tekad rakyat Palestina untuk melawan penjajahan.
“Semua proyek tembok dan pagar Israel sebelumnya gagal menekan semangat perlawanan rakyat Palestina dan tidak pernah mampu meredam kemarahan yang terus membara,” tegas Hamas. Mereka menilai bahwa perluasan permukiman dan pendirian penghalang baru adalah bentuk pelanggaran brutal terhadap tanah dan hak-hak historis bangsa Palestina.
Gerakan tersebut menambahkan bahwa pembangunan penghalang fisik tidak akan bisa menghapus tuntutan rakyat atas kebebasan dan kemerdekaan. Hamas juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk bersatu menghadapi proyek kolonial Israel dan menolak ekspansi permukiman ilegal.
Rencana pembangunan tembok ini disetujui oleh kabinet keamanan Israel dan didorong oleh Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz. Proyek ini akan membentang sepanjang 425 kilometer dari Dataran Tinggi Golan yang dijajah hingga Eilat di selatan. Menggunakan teknologi pengawasan canggih, sistem ini mencakup sensor, unit militer bergerak, pusat komando, dan infrastruktur fisik—dengan anggaran sekitar $1,4 miliar. Pembangunan dijadwalkan selesai dalam waktu tiga tahun.
Menurut laporan media Israel, tembok ini disebut sebagai upaya untuk "mengamankan" Lembah Yordan—wilayah yang selama ini dijadikan target ekspansi permukiman Israel dan dianggap strategis oleh militer penjajahan.
Proyek ini bukanlah hal baru. Sejak 2012, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan perencanaan pagar penjaga perbatasan. Pembangunan fisik dimulai pada 2015 dan terus berkembang, dengan tujuan eksplisit Netanyahu untuk “mengelilingi seluruh Israel dengan pagar.”
Namun, bagi rakyat Palestina, proyek ini hanyalah simbol nyata dari ambisi kolonial Israel yang terus berusaha memisahkan, mengisolasi, dan mencaplok wilayah Palestina. Sementara itu, kekerasan di lapangan terus meningkat, dan proyek seperti ini dinilai hanya memperpanjang penjajahan serta menambah daftar kejahatan terhadap rakyat yang tertindas.