
Israel Bunuh 549 Warga Gaza di Pusat Bantuan AS-Israel
26 Jun 2025 - Berita
Kantor Media Pemerintah di Gaza menuduh Israel dan Amerika Serikat mengubah apa yang disebut pusat bantuan kemanusiaan menjadi "perangkap maut," melaporkan bahwa titik-titik distribusi ini telah menjadi lokasi pembantaian massal, menewaskan ratusan warga sipil yang putus asa mencari makanan di bawah pengepungan.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Rabu, kantor tersebut mengatakan bahwa hanya dalam kurun waktu 30 hari, apa yang disebut sebagai “pusat-pusat bantuan” ini telah menyebabkan kematian 549 warga sipil, cederanya 4.066 orang lainnya, dan hilangnya 39 orang.
Para korban semuanya berusaha memperoleh bantuan makanan sambil menderita kelaparan ekstrem di bawah blokade total Israel terhadap Jalur Gaza.
“Ini bukan pusat bantuan—ini adalah zona pembantaian,” kata pernyataan itu, menyebut insiden tersebut sebagai “kejahatan perang besar-besaran yang menjadi tanggung jawab langsung dan utama pendudukan Israel.”
Kantor media tersebut mengutuk apa yang digambarkannya sebagai kekejaman yang terencana dan berkelanjutan: warga sipil diiming-imingi makanan, hanya untuk kemudian ditembaki dengan kejam dalam pola yang disengaja dan berulang. Dikatakan bahwa pasukan Israel telah melakukan serangan-serangan ini dengan keteraturan dan perencanaan yang mengerikan.
Menurut pernyataan itu, Israel menggunakan makanan sebagai senjata perang, mengubah apa yang diklaimnya sebagai upaya kemanusiaan menjadi alat hukuman dan dominasi kolektif.
Kantor Media Pemerintah menghimbau masyarakat internasional untuk segera campur tangan, dan memperingatkan bahwa taktik mematikan ini—yang disamarkan sebagai bantuan kemanusiaan—menimbulkan ancaman serius terhadap warga sipil dalam skala besar.
Ia mendesak peluncuran penyelidikan internasional, menuntut agar mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban, baik secara politik, militer, maupun logistik.
Pernyataan itu juga memperbarui seruan untuk membuka penyeberangan Gaza dan mengakhiri blokade yang menyesakkan, menekankan perlunya memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa kepada 2,4 juta warga sipil, termasuk 1,1 juta anak-anak dan lebih dari setengah juta wanita yang terjebak di dalam wilayah yang hancur itu.