Israel Tolak Kesepakatan Tawanan demi Lanjutkan Genosida

Israel Tolak Kesepakatan Tawanan demi Lanjutkan Genosida

06 May 2025 - Berita

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyatakan bahwa Israel tidak akan mundur dari Jalur Gaza, bahkan jika ada kesepakatan pembebasan tawanan. Dalam pernyataan terbuka pada Senin, ia menyerukan agar publik Israel menerima secara terang-terangan istilah “occupation,” menegaskan bahwa wilayah Gaza akan sepenuhnya dikuasai oleh militer Israel.


“Kami akhirnya akan menduduki Jalur Gaza,” kata Smotrich dalam konferensi sayap kanan. Ia menambahkan bahwa Israel akan mengambil alih seluruh bantuan kemanusiaan, memisahkan Hamas dari rakyat, membersihkan Gaza, dan mengembalikan para tawanan—semua dalam rangka menundukkan Hamas.


Pernyataannya muncul hanya beberapa jam setelah kabinet Israel menyetujui rencana perluasan operasi militer untuk menguasai wilayah Gaza lebih luas. Eskalasi ini telah menyebabkan lebih dari 2.200 warga Palestina tewas dan lebih dari 5.700 luka-luka sejak serangan besar dilanjutkan pada 18 Maret, dengan korban terbanyak adalah perempuan dan anak-anak.


Keluarga tawanan Israel bereaksi keras terhadap kebijakan ini. Mereka menuduh pemerintah lebih mementingkan pencaplokan tanah ketimbang keselamatan warganya sendiri. Perwakilan keluarga menyatakan bahwa rencana tersebut bertentangan dengan keinginan mayoritas rakyat Israel yang mendukung kesepakatan pertukaran tawanan.


Menteri Kebudayaan Miki Zohar turut mengonfirmasi bahwa tujuan militer Israel adalah pendudukan penuh atas Gaza, meski menyadari hal ini bisa membahayakan para tawanan. “Tidak ada pilihan lain,” ujarnya.


Rencana terbaru Israel juga mencakup pengambilalihan penuh distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Organisasi bantuan internasional mengecam langkah ini karena dianggap melanggar prinsip kenetralan dan memanfaatkan bantuan sebagai alat kontrol militer.


Sejak awal Maret, Israel memblokir total masuknya bantuan ke Gaza, memperparah krisis kelaparan yang sudah berlangsung. Organisasi hak asasi manusia menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, sementara pemerintah Netanyahu tetap menolak tawaran Hamas yang mencakup pembebasan tawanan, dan bersikeras melanjutkan “kemenangan total” atas Gaza.

Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!