
Pemukim Israel Bantai 117 Domba di Lembah Yordan
18 Jul 2025 - Berita
Sebanyak 117 ekor domba dibantai dan puluhan lainnya dicuri dalam serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel di wilayah Al-Sheq, dekat desa Al-Malih, Lembah Yordan utara. Menurut keterangan warga setempat, para pemukim bersenjata menyerbu permukiman warga Palestina pada malam hari, menggunakan pisau dan senjata api untuk membunuh ternak dalam serangan yang digambarkan brutal dan disengaja.
Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah Tepi Barat yang diduduki, di mana gelombang kekerasan terhadap warga Palestina dan harta benda mereka terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Penduduk lokal menuduh para pemukim melakukan kampanye intimidasi sistematis dengan tujuan memaksa warga meninggalkan lahan penggembalaan mereka.
“Mereka tidak hanya membunuh domba-domba kami, mereka menghancurkan mata pencaharian kami. Ini adalah upaya agar kami meninggalkan tanah ini,” ujar seorang warga desa Al-Malih yang enggan disebutkan namanya.
Serangan tersebut menimbulkan kerugian besar bagi komunitas penggembala yang sangat bergantung pada ternak untuk kehidupan sehari-hari. Para pemukim juga dilaporkan menyerang tenda-tenda warga, menjarah dan memukuli penduduk saat melakukan aksinya.
Menurut laporan dari Kantor Berita Palestina (WAFA) dan Reuters, insiden ini bukanlah yang pertama terjadi. Sepanjang tahun 2025, telah tercatat ratusan kasus serupa di Tepi Barat, termasuk pencurian dan pembantaian ternak dalam skala besar. Hanya dalam bulan Maret lalu, lebih dari 600 domba dilaporkan dicuri di wilayah Ras Ein al-Auja oleh kelompok pemukim bersenjata.
Laporan PBB menunjukkan adanya peningkatan 13 persen dalam kekerasan pemukim terhadap warga Palestina selama semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hingga pertengahan Juli, tercatat lebih dari 750 insiden kekerasan yang melibatkan pemukim di wilayah pendudukan.
Pemerintah Palestina menyebut serangan ini sebagai bagian dari “strategi sistematis penggusuran paksa” yang didukung diam-diam oleh otoritas pendudukan Israel. Menteri Palestina untuk Permukiman dan Tembok, Moayad Shaaban, menyatakan bahwa Israel telah menciptakan lingkungan hukum yang memungkinkan kekerasan pemukim berlangsung tanpa konsekuensi.