Israel Membunuh Seniman Dina Zaurub

Israel Membunuh Seniman Dina Zaurub

13 Apr 2025 - Berita

Karya salah satu seniman muda paling cemerlang di Gaza terhenti selamanya dalam satu momen yang dahsyat akibat serangan udara Israel di Gaza.

Dina Khaled Zaurub yang berusia 22 tahun tewas dalam serangan udara Israel di sebelah barat Khan Younis, saat dia berlindung bersama keluarganya di dekat resor Pantai Pasir.

Dikenal karena potret-potretnya yang indah dan memukau tentang orang-orang Palestina yang terbunuh dalam perang, Zaurub telah menjadi suara bagi mereka yang terbungkam, menerjemahkan kesedihan, kenangan, dan perlawanan ke dalam kanvas.

Karyanya menangkap sisi kemanusiaan di balik berita utama, kisah-kisah yang coba dihapus oleh bom. Potret terakhirnya, yang belum selesai, adalah dirinya sendiri.

Kementerian Kebudayaan Palestina mengeluarkan pernyataan sedih atas hilangnya "seorang wanita muda berbakat yang karyanya membuat kenangan tetap hidup di masa yang terus-menerus dihapus." Mereka menyebut pembunuhannya sebagai babak baru dalam genosida yang terjadi di Gaza.

Lahir dan dibesarkan di negeri yang mengalami begitu banyak kehilangan, Zaurub menunjukkan tanda-tanda bakat luar biasa sejak usia dini. Pada tahun 2015, di usianya yang baru 13 tahun, ia memenangkan Penghargaan Al Mezan Center for Human Rights untuk karya terbaiknya tentang hak-hak anak selama konflik bersenjata.

Bakatnya kemudian diakui oleh Kementerian Pendidikan dan UNRWA. Namun, potretnya tentang para martir, teman, orang asing, dan anak-anaklah yang memberinya tempat di jiwa budaya Gaza.

“Ia melukis wajah-wajah orang mati untuk memastikan kita tidak akan pernah melupakan mereka,” kata seorang seniman dan sahabat. “Sekarang kita tidak boleh melupakannya.”

Pada awal tahun 2025, operasi militer Israel yang sedang berlangsung telah menghancurkan Gaza. Sistem perawatan kesehatan juga hancur. Bangunan bersejarah, sekolah, lahan pertanian, dan pemakaman telah hancur menjadi puing-puing.

Hampir seluruh penduduk, lebih dari 2,3 juta orang, telah mengungsi, banyak yang kini berlindung di tenda-tenda darurat seperti tempat Zaurub dan keluarganya mencari perlindungan.

Kematiannya lebih dari sekadar tragedi pribadi, itu adalah simbol dari apa yang dihapus oleh perang ini: bukan hanya kehidupan, tetapi juga cerita, mimpi, dan harapan rapuh yang tertuang dalam sapuan kuas dan syair.


Bagikan

Baca Berita Terbaru Lainnya

Join Us!