
FAO: 95% Lahan Pertanian Gaza Hancur
27 May 2025 - Berita
Kurang dari lima persen lahan pertanian di Jalur Gaza kini masih dapat ditanami, memperparah krisis kelaparan yang sedang berlangsung dan menggarisbawahi kehancuran menyeluruh terhadap sistem pangan lokal akibat perang. Penilaian terbaru oleh FAO menggunakan citra satelit resolusi tinggi menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen dari 15.053 hektar lahan pertanian Gaza telah rusak. Sebagian besar wilayah kini tidak dapat diakses petani, menyisakan hanya 688 hektar (sekitar 4,6 persen) yang masih mungkin dimanfaatkan.
Kerusakan terbesar terjadi di Rafah dan wilayah utara, di mana hampir seluruh lahan pertanian tak lagi bisa dijangkau. Rumah kaca, elemen kunci dalam produksi pangan lokal, mengalami kehancuran luas. Data terbaru menunjukkan bahwa 71,2 persen rumah kaca telah hancur, dengan lonjakan kerusakan di Rafah dari 57,5 persen pada Desember 2024 menjadi 86,5 persen pada April 2025. Di wilayah provinsi Gaza, semua rumah kaca dilaporkan sudah tidak dapat digunakan lagi.
Akses terhadap air pertanian juga nyaris musnah. Lebih dari 82 persen sumur kini tidak bisa dioperasikan, naik drastis dari 67,7 persen hanya empat bulan sebelumnya. Menurut FAO, ini bukan sekadar kerusakan infrastruktur, tetapi kehancuran total sistem pangan dan mata pencaharian Gaza. Wakil Direktur Jenderal FAO Beth Bechdol menyebutnya sebagai "runtuhnya jalur kehidupan," menegaskan bahwa rekonstruksi akan membutuhkan investasi besar dan dukungan jangka panjang.
Sebelum perang dimulai pada 2023, sektor pertanian menopang sekitar 10 persen ekonomi Gaza dan menyediakan penghidupan bagi lebih dari 560.000 orang. Kini, sektor itu ambruk. FAO memperkirakan kerusakan langsung sektor pertanian mencapai $835 juta, sementara kerugian ekonomi akibat hilangnya pendapatan mencapai $1,3 miliar. Pemulihan penuh diperkirakan memerlukan sedikitnya $4,2 miliar, angka yang diperkirakan terus meningkat seiring berlanjutnya agresi.
Kehancuran pertanian ini terjadi di tengah peringatan terbaru dari laporan IPC yang menunjukkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan penuh. Antara 1 April hingga 10 Mei 2025, sekitar 93 persen penduduk setara 1,9 juga orang mengalami tingkat krisis pangan atau lebih buruk (IPC Fase 3 ke atas). Yang paling mengkhawatirkan, sekitar 244.000 orang, atau 12 persen populasi, kini dikategorikan dalam IPC Fase 5 tingkat bencana, yang menunjukkan kelaparan yang luas dan kematian yang segera terjadi.
Dengan pembatasan berat terhadap bantuan kemanusiaan dan tidak adanya gencatan senjata yang berhasil, FAO memperingatkan bahwa keruntuhan sistem agrikultur dan memburuknya krisis pangan akan mendorong Gaza menuju kelaparan skala penuh. Tanpa intervensi internasional segera dan masif, jutaan nyawa kini berada dalam bahaya nyata.